Top Menu

Column Right

Kaitan Ikan Makarel Dengan Cacing Anisakis Hingga Anisakiasis ?

Seiring ramainya pemberitaan media dan lembaga-lembaga kesehatan di Indonesia mengenai cacing Anisakis yang terkandung dalam ikan kaleng. Tidak bisa dipungkiri adanya siklus rantai makanan pada keberadaan cacing Anisakis yang dapat menyebabkan Penyakit Anisakiasis ini.




Siklus Hidup Cacing Anisakis

Anisakis adalah golongan dalam nematoda (sejenis cacing giling) parasit yang menyerang ikan dan mamalia laut. Cacing ini juga dapat menyerang manusia yang memakan ikan mentah dan menyebabkan penyakit anisakiasis. Dalam beberapa kasus, tubuh dapat menghasilkan imunoglobulin E untuk melawan parasit ini dan memicu reaksi alergi seperti anafilaksis.

Cacing Anisakis menyerang beberapa inang yang ditumpanginya sepanjang masa hidupnya. Telur cacing ini menetas di air laut dan larvanya dimakan oleh krustasea (sejenis udang-udangan). Krustasea yang terinfeksi lalu dimakan oleh ikan makarel, salmon, saury, maupun cumi-cumi, dan cacing ini lalu masuk ke dalam dinding usus inangnya. Kadang-kadang cacing ini juga masuk ke dalam otot atau di bawah kulit.



Setelah ikan yang terinfeksi dimakan oleh mamalia laut (seperti paus, anjing laut atau lumba-lumba), cacing ini akan menyelesaikan siklus hidupnya di dalam tubuh inang tersebut. Cacing ini masuk ke dalam usus inang tersebut, bereproduksi, dan mengeluarkan telurnya ke air laut lewat tinja inangnya. Usus mamalia laut mirip dengan manusia, sehingga spesies Anisakis juga dapat menyerang manusia yang memakan ikan mentahJadi, jika digambarkan siklus rantainya dapat seperti ini:

Larva cacing Anisakis -> Krustasea/Udang-udangan -> Ikan & Mamalia Laut -> Manusia




Lalu Anisakiasis, apa itu?



Anisakiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing ini. Parasit ini memiliki lapisan pelindung terhadap asam lambung dan menempel pada dinding lambung atau usus manusia.

Cacing anisakis simplex (spesies anisakis yang paling umum) berkembang menjadi dewasa hanya di dalam tubuh mamalia laut. Pada manusia, biasanya cacing tidak bisa bertahan dan mati dalam beberapa minggu. Namun, waktu hidup yang singkat itu dapat menyebabkan berbagai keluhan. 

Gejala anisakiasis termasuk sakit perut yang parah, mual, muntah dan demam ringan dan dapat berkembang dalam satu atau dua minggu setelah mengkonsumsi ikan yang terinfeksi. 

Menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal US. Clinical Microbiology Reviews, Anisakis juga dapat menginduksi reaksi alergi dan hipersensitivitas kekebalan. Pada beberapa kasus, infeksi ini diobati dengan pengangkatan larva melalui endoskopi atau pembedahan.





Tips Jitu Sebelum Terpapar Penyakit

Perhatikanlah tanggal kedaluarsa pada kaleng kemasan makanan tersebut. Hindari langsung mengonsumsi ikan dalam kaleng tersebut, penyakit yang dipicu oleh cacing ini dapat dicegah dengan memasak pada suhu yang melebihi 60°C atau dengan membekukannya. Food and Drug Administration (FDA) menyarankan agar semua ikan dan kerang yang dimakan mentah dibekukan pada suhu −35°C atau lebih rendah selama 15 jam atau dibekukan pada suhu −20 °C atau lebih rendah selama tujuh hari.

Marinasi (proses perendaman daging dengan bahan tertentu sebelum diolah) dan penggaraman (ikan asin) tidak cukup untuk membunuh parasit ini. Di Uni Eropa, terdapat regulasi yang mewajibkan semua ikan yang akan dimakan mentah untuk dibekukan sebelum dijual. Regulasi ini berhasil memberantas penyakit anisakiasis yang juga pernah ramai di Belanda pada tahun 1950-an.

Sebagai catatan, parasit Anisakis lebih sering ditemukan pada ikan di laut daripada ikan hasil budidaya.






***
Author: Disadur dari berbagai sumber
Literatur: Berger SA, Marr JS (2006). Human Parasitic Diseases Sourcebook. Jones and Bartlett Publishers: Sudbury, Massachusetts
Bad Bug Book: Foodborne Pathogens Microorganisms and Natural Toxins Handbook
2008 USA Journal. Clinical Microbiology Reviews

Post a Comment

Copyright © Teras Teduh. Designed by OddThemes